Pesisir Selatan, 10 Oktober 2025 | Di bawah langit malam Pantai Salido yang biasanya riuh oleh suara knalpot brong dan deru mesin, malam Kamis itu terasa berbeda. Sekitar pukul 22.00 WIB, puluhan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Pesisir Selatan dengan sigap menutup akses di kawasan Jalan Baru Pantai Salido, Kecamatan IV Jurai. Operasi kali ini dipimpin langsung oleh sosok muda yang dikenal disiplin sekaligus humanis, Kasat Lantas Polres Pesisir Selatan, AKP Ade Saputra, S.H., M.H.
Hasilnya tidak main-main — 15 unit sepeda motor yang digunakan untuk aksi balap liar diamankan. Para pengendara yang mayoritas remaja tampak terkejut melihat aparat datang tanpa peringatan. Namun, pendekatan yang dilakukan AKP Ade malam itu justru meninggalkan kesan mendalam: tegas, tapi tetap manusiawi.
“Kami Tidak Sekadar Menindak, Kami Menyelamatkan”
Bagi AKP Ade Saputra, penertiban ini bukan hanya tentang menegakkan aturan, melainkan juga misi kemanusiaan di jalan raya.
“Kami tidak sekadar menindak, tapi menyelamatkan. Balap liar ini bukan sekadar pelanggaran, tapi ancaman nyata terhadap keselamatan diri dan orang lain,” tegasnya sambil memantau petugas yang mendata kendaraan.
Menurutnya, banyak dari para pelaku balap liar adalah anak muda yang kurang memahami risiko di balik kecepatan. Jalan umum, katanya, bukan tempat unjuk nyali, melainkan ruang publik yang harus dijaga bersama.
Pantai Salido, Dari Tempat Wisata Jadi Arena Bahaya
Pantai Salido sejatinya dikenal sebagai ikon wisata di Pesisir Selatan, namun beberapa bulan terakhir kawasan itu sering dijadikan arena balapan liar setiap malam minggu dan malam hari biasa. Warga sekitar sudah lama merasa resah dengan kebisingan yang mengganggu waktu istirahat, bahkan ada yang sempat mengalami insiden nyaris tertabrak saat melintas.
AKP Ade mengaku sudah lama memantau pola aktivitas ini. Setelah menerima banyak laporan dari warga, ia memutuskan melakukan operasi mendadak tanpa jadwal terbuka.
“Kami sengaja tidak mengumumkan operasi ini sebelumnya. Tujuannya agar benar-benar efektif dan tidak bocor. Kami ingin warga kembali merasa aman menikmati malam di kawasan pantai,” ujarnya.
Pendekatan Humanis: Edukasi Lebih Dulu, Penindakan Terukur
Usai diamankan, para remaja yang terlibat tidak langsung ditahan. AKP Ade memilih melakukan pembinaan langsung di lokasi. Ia meminta mereka mendengarkan penjelasan tentang risiko fatal balap liar, memperlihatkan data kecelakaan lalu lintas, dan menjelaskan aturan hukum yang dilanggar.
“Kami ingin mereka paham, bukan takut. Karena kalau hanya takut pada polisi, setelah kami pergi mereka bisa mengulang. Tapi kalau mereka sadar, mereka akan berhenti karena tahu akibatnya,” jelasnya.
Pendekatan edukatif inilah yang membuat operasi malam itu mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar. Banyak warga yang ikut menyaksikan dari kejauhan bahkan memberikan tepuk tangan ketika petugas menertibkan para pembalap liar dengan cara yang tertib dan tanpa kekerasan.
Suara Warga: “Kami Akhirnya Bisa Tidur Nyenyak”
Seorang warga Pantai Salido, Yulman (47), mengaku lega setelah mendengar suara raungan motor yang biasa mengganggu malam kini hilang.
“Sudah lama kami resah. Setiap malam anak-anak muda balapan, bising sekali. Malam ini baru bisa tidur tenang. Terima kasih untuk Pak Ade dan polisi yang turun langsung,” katanya dengan nada lega.
Dukungan masyarakat menjadi bukti bahwa tindakan tegas namun beretika seperti ini sangat dibutuhkan di tengah keresahan warga.
Langkah Berkelanjutan: Dari Razia ke Pembinaan
AKP Ade memastikan bahwa operasi ini bukan sekadar “penertiban sesaat”. Ia sudah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan patroli rutin malam hari di titik-titik rawan, termasuk Pantai Salido, Kambang, dan Painan.
Selain itu, Satlantas juga akan menggandeng sekolah dan komunitas pemuda untuk menggelar program edukasi keselamatan berlalu lintas.
“Kami ingin anak muda bangga jadi pelopor keselamatan, bukan pembalap jalanan. Kalau mereka suka kecepatan, ada wadah resmi, ada sirkuit. Bukan di jalan umum,” tutur AKP Ade dengan nada tegas.
Kasat Lantas Muda yang Disiplin dan Dekat dengan Masyarakat
Sebagai perwira muda, AKP Ade dikenal di internal Polres Pesisir Selatan sebagai sosok yang visioner dan komunikatif. Ia sering turun langsung ke lapangan, tidak hanya saat operasi besar, tapi juga dalam kegiatan edukatif di sekolah, pesantren, dan komunitas otomotif.
Pendekatannya yang tegas namun empatik membuatnya disegani oleh anggota dan dihormati masyarakat.
Ia percaya, kedisiplinan lalu lintas bukan sekadar urusan polisi, melainkan tanggung jawab sosial yang harus ditanamkan sejak dini.
Pesan Penutup AKP Ade: “Jalan Raya Harus Pulangkan Orang dengan Selamat”
Menutup operasi malam itu, AKP Ade Saputra menyampaikan pesan sederhana namun sarat makna:
“Jalan raya harus memulangkan setiap orang dengan selamat, bukan jadi tempat terakhir mereka. Mari sama-sama jaga keselamatan, karena nyawa tak bisa ditebus dengan apapun.”
Suara malam di Pantai Salido kini kembali tenang. Lampu-lampu jalan berkilau memantulkan cahaya di atas aspal yang sepi. Di bawah kendali Kasat Lantas AKP Ade Saputra, jalan raya bukan lagi tempat beradu nyali, tapi ruang aman bagi semua.
Catatan Redaksi:
Langkah Kasat Lantas Polres Pesisir Selatan, AKP Ade Saputra, patut diapresiasi. Di tengah tantangan penegakan disiplin lalu lintas, ia menunjukkan bahwa ketegasan bisa berjalan beriringan dengan kemanusiaan. Pendekatan edukatif seperti ini layak dijadikan model nasional dalam penanganan balap liar di berbagai daerah.
TIM